TEORI DAN KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN
Dosen
Pengampu : Ahmad Hanafi,SKM,M.Kes

Oleh
Revilda
Rindu 17011073
PROGRAM
STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH PEKANBARU
PEKANBARU
2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat tuhan yang maha Esa karena dengan rahmta,karunia,serta taufik dan
hidayah-Nya,kami dapat menyelesaikan Makalah tentang “Teori dan Keterampilan
Kepemimpinan” dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.Dan kami juga
berterima kasih pada Dosen Mata Kuliah “KEPEMIMPINAN & BERPIKIR SISTEM
KESEHATAN ”yang telah memberikan tugas pada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan,Kami juga Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna,Oleh sebab itu berharap
adanya kritik,saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang.
Semoga makalah
sederhana ini dapat bermanfaat dan di pahami bagi siapapun yang
membacanya,sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapt kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan.
Pekanbaru ,20
Mei 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.........................................................................................
i
DAFTAR ISI
.......................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG ……………..............................................................................
B.
RUMUSAN MASALAH
…………….........................................................................
C.
TUJUAN
.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
.
A. TEORI PEMBENTUKAN KEPEMIMPINAN ...............................................................
B. TEORI KEPEMIMPINAN .............................................................................................
C. TIGA KETERAMPILAN UTAMA SEORANG PEMIMPIN …………......................
D. CARA MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN …….…….....
E. KETERAMPILAN YANG PERLU DIMILIKI UNTUK BISA
B. TEORI KEPEMIMPINAN .............................................................................................
C. TIGA KETERAMPILAN UTAMA SEORANG PEMIMPIN …………......................
D. CARA MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN …….…….....
E. KETERAMPILAN YANG PERLU DIMILIKI UNTUK BISA
MEMPERKUAT
DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN DIRINY ………………..............
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
...............................................................................................................
B.
SARAN.............................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkat perubahan yang makin meningkat dalam lingkungan eksternal organisasi
dan banyaknya tantangan baru yang menghadapi para pemimpin menyatakan bahwa
keberhasilan seseorang pemimpin dalam abad ke-21 akan membutuhkan tingkat
keterampilan yang lebih tinggi dan beberapa kompetensi baru juga. Saat
kebutuhan kompetensi itu meningkat, teknik-teknik baru untuk mengembangkannya
mulai ditemukan dan teknik lama diperbaiki. Perkembangan kepemimpinan kini
merupakan bisnis multimiliiar dolar di Amerika Serikat (Fulmer & Vicere,
1996).
Kepemimpinan merupakan tema yang populer, yang
tidak saja dibicarakan dan diteliti oleh para sarjana ilmu-ilmu sosial, ilmu
perilaku, tapi yang dibicarakan pula oleh masyarakat pada umumnya. Meskipun
telah banyak teori kepemimpinan yang dikembangkan, belum ada satu teori pun
yang dirasakan paling sempurna.
Stogdill
(1974) menyatakan bahwa jumlah macam batasan tentang kepemimpinan dapat
dikatakan sama dengan jumlah orang yang telah mencoba membuat batasan tentang
pengertian tersebut. Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi manajer.
Para manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi mereka), sebaliknya pemimpin
tidak perlu menjadi manajer. Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas,
sadangkan manajemeni lebih berhubungan dengan efisiensi.
Dalam
kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan mempengaruhi (dari
pemimpin), dan hubungan kepatuhan-kepatuhan para pengikut/ bawahan karena
dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan
dari pemimpinya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin.
Pemimpin ada dua yaitu pemimpin formal, yaitu orang yang oleh
organisasi ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan
resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi dengan segala hak
dan kewajiban yang berkaitan denganya untuk mencapai sasaran organisasi.
Pemimpin informal, yaitu orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal
sebagai pemimpin; namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia
mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1) Apa saja teori pembentukkan kepemimpinan ?
1) Apa saja teori pembentukkan kepemimpinan ?
2) Apa saja teori kepemimpinan ?
3) Arti dari Tiga keterampilan kepemimpinan ?
4) Bagaimana cara mengembangkan keterampilan kepemimpinan ?
5) keterampilan yang perlu
dimiliki untuk bisa memperkuat dasar-dasar kepemimpinan dirinya.
C. Tujuan
Berangkat
dari rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka penulis bertujuan memberikan
pemahaman mengenai :
1)Agar mengetahui teori pembentukkan
kepemimpinan
2) Agar mengetahui teori kepemimpinan
3) Agar mengetahui apa arti Tiga keterampilan
kepemimpinan
4) Memahami apa yang dapat dilakukan pemimpin
untuk memudahkan dan mendorong dan memudahkan perkembangan kepemimpinan dari
bawahan mereka.
5) Agar bisa memperkuat dasar-dasar
Kepemimpinan dirinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Pembentukan Kepemimpinan
Berdasarkan pengalaman kajian
empirik dan analisa para ahlia ada tiga teori tentang timbulnya kepemimpinan
yaitu:
1) Teori Genetik,
dimana seseorang telah ditakdirkan untuk memiliki bakat-bakat kepemimpinan
sejak ia dilahirkan sebagai suatu keturunan menurut kodrat alam.
2) Teori Sosial, yaitu seseorang bisa menjadi pemimpin apabila ia dididik dan diberi pengelaman tentang kepemimpinan.
2) Teori Sosial, yaitu seseorang bisa menjadi pemimpin apabila ia dididik dan diberi pengelaman tentang kepemimpinan.
3) Teori Ekologis,
teori ini lahir sebagai respon terhadap kedua teori diatas dimana seseorang
akan menjadipemimpin yang baik, apabila sejak lahirnya dikaruniai bakat
kepemimpinan yang dikembangkan secara teratur dan pengalaman-pengalaman kerja
sehingga bakatnya berkembang menjadi kepribadiannya.
Sebenarnya untuk lahirnya
seorang pemimpin yang jitu, dapat memenuhi seluruh persyaratan yang diharapkan
sukar sekali. Juga untuk memperoleh seorang pemimpin itu tidak mudah, begitu
saja dicetak atau diproduksi dibangku sekoloah/pendidikan tetapi kematangan
Ukuran sejati seorang pemimpin ialah
kesangguapannya dalam mendapatkan orang-orang lain bertindak, untuk membantu
hasil-hasil yang akan dituju.
Dengan cepat mencapai
sasaran yang telah ditetapkan, tanpa adanya penghamburan baik biaya maupun
teknis-teknis penyelenggaraan.
Kecakapan kepimpinan seseorang itu
menurut banyak ditentukan oleh:
1.
Kondisi kemasakan
kepimpinan
2. Hbungan antar pergaulan
pemimpin (Leadership Human Relationship).
3. Tugas kewajiban kepemimpinan (Function Of Leader). (Wiyono Hadikusumo : 1973).
3. Tugas kewajiban kepemimpinan (Function Of Leader). (Wiyono Hadikusumo : 1973).
Dalam hal kemasakan
kepemimpinan itu seseorang akan ditentukan oleh suatu tingkat dmana terdapat
pendewasaan dirinya dengan kesadaran penghayatan serta berminat mempelajari
segala sesuatu kekurangannya. Dalam hal ini akan Nampak sesuatu kewibawaan
serta kedewasaan apabila pada suatu waktu ia mengenai persoalan, maka nampaklah
pada dirinya suatu sikap kematangan emosional yang dapat menguasai jiwanya
dalam berbuat sesuatu, seperti :
1. Pandangan yang
terarah pada persoalan yang dihadapi dengan kesiapan untuk menyelesaikannya.
2. Kepercayaan
akan kemampuan untuk dihadapi dengan antusias untuk dirinya.
3. Rasa
tanggung jawab atas perbuatannya.
4. Dasar
pertimbangan yang objektif dan tidak meragukan.
5. Mau
melakukannya dengan melakukan pengorbanan yang terjadi pada dirinya.
6. Serta
kewibawaan yang memancar pada dirinya dimana orang-orang merasa hormat dan
segan kemampuan.
Arti kepemimpinan yang efektif
adalah sikap atas sikap dan perilaku bawahan. Sehingga ia dalam sikap serta
perbuatannya tidak ada yang tercela serta percaya akan kemampuan yang ada pada
dirinya. Dalam hubungan kemanusaiaan, serta pemimpin dan bawahannya atau dengan
para pemimpin yang lainnya hal itu terjadi sebagai pelajaran manusia sosial.
Dimana harus disadari bahwa manusia tidak bisa hidup menyendiri terlepas dari
yang lainnya. Yang jelas ia pasti akan membutuhkannya.
Apalagi bagi seseorang yang dinamakan pemimpin
itu harus mengadapi para bawahannya, mereka sebagai manusia mempunyai perasaan
yang sama. Hubungan-hubungan sosial adalah hubungan-hubungan batin yang
senantiasa terjadi dengan spontan apabila ada sejumlah manusia berada
bersama-sama disuatu tempat atau sewaktu-waktu, maka sadar maupun tidak
hubungan ini akan terdapat. Sebab hakikat manusia itu adalah merupakan jalinan
individualitas dan makhluk sosial. Kalau pekerja merasa atau mendapat kesan
bahwa dirinya diperhatikan oleh dirinya, maka ia merasa lebih rela bekerja
dengan sungguh-sungguh bahkan memberikan lebih daripada yang diwajibkan,
akhirnya bisa menimbulkan kesediaan mengarungi samudera dan lautan apapun untuk
pimpinannya itu. Inilah pertanda adanya human relation yang ideal,
pertanda-pertanda lain dengan adanya relation yang baik suasana psikologi yang subur
bagi perusahaan dan menyenangkan pesertanya, adanya keikhlasan yang baik antar
pemimpin dan bawahannya serta adanya usaha untuk merundingkan secara damai
dalam kerukunan kerja. Faktor komunikasi timbal balik serta disiplin hidup
dalam bekerja menimbulkan gairah kerja untuk mencapai hasil yang optimal. Dalam
hal ini fungsi dan tugas kepemimpinan sudah sewajarnya diketahui pimpinan bahwa
ia tahu wewenang yang diterimanya dengan disertai tanggung jawab dan
pertanggung jawabannya. Tugas utamanya terfokus pada upaya memberikan visi,
motivasi, inspirasi, atasan serta memfasilitasi dalam kerja sama untuk
menentukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan sehingga
para bawahan bisa mencapai tujuannya.
Semua fungsi ini harus
bisa diketahui oleh seorang pimpinan, ia tidak bisa mengelakan dirinya bahwa
dirinya tidak tahu semua itu. Ia bukan ditentukan oleh posisinya tapi oleh
fungsinya sebagai pemimpin serta kompetensi kepemimpinan yang dimilikinya.
B. Teori Kepemimpinan
Ada beberapa teori kepemimpinan yang
dikemukakan anatara lain:
1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari
dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh
sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar
pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang
pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin.
Kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai
sifat. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian
(1994:75-76) adalah:
a. pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang
kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas,
orientasi masa depan.
b. sifat inkuisitif, rasa tepat
waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan,
keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik,
kapasitas integratif.
c. kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang,
analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan
mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki
berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada
relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan)
dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan
nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai
rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh
kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
2. Teori Perilaku
Dasar
pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika
melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Dalam
hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a. konsiderasi dan struktur
inisiasi
b. Perilaku seorang pemimpin yang
cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau
berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan
kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu
terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas
organisasi.
c. berorientasi kepada bawahan dan
produksi
d. perilaku pemimpin yang
berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan
atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan
serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan
perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan
penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan
penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku
pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu
berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik
kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu
perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja.
3. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin
menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku
tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi
organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut
Sondang P. Siagian (1994:129) adalah:
a. Jenis pekerjaan dan
kompleksitas tugas
b. Bentuk dan sifat teknologi yang
digunakan
c. Persepsi, sikap dan
gaya kepemimpinan
d. Norma yang dianut kelompok
e. Rentang kendali
f. Ancaman dari luar organisasi
g. Tingkat stress
h. Iklim yang terdapat dalam
organisasi.
Efektivitas kepemimpinan
seseorang ditentukan oleh kemampuan "membaca" situasi yang dihadapi
dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan
situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan
menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi
tertentu.
4. Teori orang-orang terkemuka
4. Teori orang-orang terkemuka
Bernard, Bingham, Tead dan Kilbourne
menerangkan kepemimpinan berkenaan dengan sifat- sifat.
5. Teori lingkungan
Mumtord, menyatakan bahwa
pemimpin muncul oleh kemampuan dan keterampilan yang memungkinkan dia
memecahkan masalah sosial dalam keadaan tertekan, perubahan dan adaptasi.
Sedangkan Murphy, menyatakan kepemimpinan tidak terletak dalam dari individu melainkan
merupakan fungsi dari suatu peristiwa.
6. Teori
personal situasiona
Case (1933)
menyatakan bahwa kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu
sifat kepribadian pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa
yang diharapkan kepada kelompok .
7. Teori
interaksi harapan
Homan (1950) menyatakan
semakin tinggi kedudukan individu dalam kelompok maka aktivitasnya semakin
meluas dan semakin banyak anggota kelompok yang berhasil diajak berinteraksi.
8. Teori humanistic
8. Teori humanistic
Likert (1961) menyatakan bahwa
kepemimpinan merupakan proses yang saling berhubungan dimana seseorang pemimpin
harus memperhitungkan harapan-harapan, nilai-nilai dan keterampilan individual
dari mereka yang terlibat dalam interaksi yang berlangsung.
9. Teori pertukaran
9. Teori pertukaran
Blau (1964) menyatakan
pengangkatan seseorang anggota untuk menempati status yang cukup tinggi
merupakan manfaat yang besar bagi dirinya. Pemimpin cenderung akan kehilangan
kekuasaaanya bila para anggota tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala
kewajibannya.
C. Tiga keterampilan utama seorang Pemimpin
Ketrampilan utama yang pertama
adalah Technical skill, merupakan ketrampilan teknis yang dimiliki oleh seseorang,
biasanya merupakan ketrampilan yang didapatkan dari jalur pendidikan resmi.
Berupa kemampuan/keahlian di bidang spesialisasi tertentu. Keahlian menggambar
seorang Arsitek, keahlian mengoperasi pasien seorang dokter adalah contoh
technical skills. Lebih banyak ke keahlian dalam bentuk fisik. Bisa dirasakan
dan dilihat langsung oleh orang lain.
Ketrampilan utama yang kedua adalah Conceptual
skill, didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami persoalan secara lebih
menyeluruh .Fungsi dalam conceptual skill lebih banyak bagaimana mempengaruhi
orang lain supaya mengikuti apa yang diinginkan oleh sang pemimpin. Termasuk ke
dalamnya adalah kemampuan perencanaan, pengorganisasian dan pengontrolan
terhadap item pekerjaan yang dilakukan. Conceptual skills bisa dipelajari di
jalur pendidikan normal, atau bisa juga dipelajari dari jalur pendidikan non
formal [pengalaman). Keduanya juga bisa saling melengkapi supaya didapatkan
kemampuan yang lebih alami.
Ketrampilan utama ketiga yang harus dimiliki
adalah Soft skill. Ini mungkin satu-satunya kemampuan yang tidak bisa
dipelajari di jalur pendidikan formal. Walaupun banyak pelatihan-pelatihan
dewasa ini yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan soft skill dari
seseorang, tetapi akan lebih efektif jika didapatkan dari jalur pengalaman [non
formal]. Yang termasuk soft skill diantaranya, kemampuan untuk mengendalikan
diri sendiri, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain termasuk kemampuan
untuk,Mengola konflik dalam sebuah organisasi dan masih banyak lainnya.
D. Cara Mengembangkan Keterampilan
a) Diperlukan Patokan
Dikatakan bahwa seorang pemimpin belajar
menjadi pemimpin. Artinya, seseorang harus diberi waktu agar ia bisa menjadi
pemimpin. Sebelumnya, sebuah divisi harus memiliki rencana untuk menemukan
prospek yang terbaik. Pemilihan acak jarang memberi hasil yang terbaik karena
jika seseorang memang tidak berpotensi, tentu akan sia-sia. Prospek itu harus
menunjukkan perilaku positif terhadap organisasi dan memberikan bukti yang kuat
bahwa ia akan mampu untuk belajar hal baru yang memerlukan keterampilan yang
lebih. Pengenalan kemampuan kepemimpinan itu penting. Hal lain yang harus dilihat
adalah karakter. Etika yang diperlihatkan seseorang adalah ukuran yang baik
untuk menilai karakter seseorang. Karakter meliputi kemampuan untuk membuat
keputusan yang tepat, untuk mengetahui apakah sebuah tindakan itu benar secara
moral atau tidak. Kepribadian juga penting. Seseorang yang dicari untuk
memimpin harus sanggup untuk bergaul dengan orang lain dan bersedia bekerja
sama.
Kedekatan akan menyingkap orang-orang yang
tampaknya membawa sikap itu sejak ia bayi. Ketika menemukan orang seperti itu,
akan bijaksana untuk menugasi mereka dengan tugas-tugas yang tak terlalu
penting. Ketika mereka berkembang, ukuran tanggung jawab mereka juga akan lebih
besar. Jika sepertinya ia sanggup mengikutinya, itu berarti ia berpotensi dan
sanggup mengambil inisiatif saat sebuah keputusan diperlukan
b) Diperlukan Ujian
Mengabaikan pengetahuan itu
adalah kebodohan karena pengetahuan tidak hanya mengungkapkan faktor personal,
namun juga sikap. Lebih daripada keterampilan, sikap sering kali akan
menentukan sebuah efektivitas. Sikap adalah sesuatu yang tidak dapat diajarkan,
dan banyak orang tidak sadar bahwa masalah dalam hubungan mereka dengan
organisasi adalah karena faktor sikap. Pengujian dapat mengindikasi masalah
seperti itu.
Beberapa tes psikologi juga mengungkapkan
kelemahan dan minat. Hal itu membantu seseorang dan pelatih untuk mengetahui
dengan tepat bidang apa yang seharusnya menjadi fokus. Tes yang bisa membantu
dikembangkan oleh Craig dan Charters; tes ini dapat dipakai dalam segala
situasi untuk memberi suatu indikasi akan kelemahan dan kelebihan seseorang. Di
World Vision, kami sering menggunakan apa yang disebut tes Worthington-Hurst
guna membantu menentukan kelemahan dan kelebihan dalam kepemimpinan
c) Membantu
agar Pelatihan Efektif
Pengalaman adalah hal yang
penting. Banyak situasi yang dapat dijadikan alat untuk memberi seseorang
pengalaman dalam memimpin; saat kepala departemen sedang cuti misalnya, seorang
asisten harus melakukan tanggung jawabnya sementara. Pelatihan seperti ini
tiada duanya.
Peningkatan kepemimpinan
mungkin terencana atau terjadi karena rutinitas, seperti asisten yang naik
posisi karena atasannya pensiun. Jika orang itu disukai, kesempatannya besar
untuk bisa sukses. Namun, metode rutinitas seperti itu tidak menjamin sebuah
kepemimpinan yang baik sebab posisi itu didapat lebih banyak karena
kesempatan.
d) Percobaan
Kerja magang adalah metode yang
dapat meningkatkan jiwa kepemimpinan dengan mudah. Metode ini sering digunakan
di toko besar, bank, dan organisasi industri; gereja menganggap metode ini
sebagai metode yang baik sekali untuk mendapatkan seorang pemimpin. Metode ini
memerlukan pengetahuan akan sejarah dan misi organisasi. Setelah itu, ada
percobaan selama beberapa waktu. Jika ia menjalaninya dengan baik, ia akan naik
tingkat saat ada peluang
e) Mengukur Perkembangan
e) Mengukur Perkembangan
Perkembangan itu penting dan
perkembangan itu harus diukur. Jika pemimpin potensial tidak belajar
menggunakan materi yang diajarkan pada mereka dengan efektif, program pelatihan
harus direvisi. Beberapa kriteria dapat mengukur faktor ini, meski memang tidak
mudah.Dalam analisa akhir, perkembangan keterampilan memimpin dinilai dari
performa. Bukan hanya pada hal yang telah dilakukan pemimpin, tapi juga dalam
hal kepuasan kerja, semangat dan usaha gigih yang ditunjukkan para bawahan, dan
tingkat kesetiaan dan sikap yang diperlihatkan bawahan.
E. Keterampilan yang perlu dimiliki untuk bisa memperkuat dasar-dasar kepemimpinan dirinya.
1) Keterampilan Persentase
Seorang pemimpin harus kreatif
melakukan presentasi kepada pengikutnya. Presentasi ini harus meliputi visi, misi,
goal, action plan, dan fokus. Di mana, dalam setiap presentasi pemimpin harus
secara cerdas mampu mentransformasikan nilai-nilai yang kuat dan positif kepada
rencana tindakan yang jelas. Pemimpin harus memanfaatkan keterampilan
presentasi ini untuk mengkomunikasikan dan meyakinkan kepada para pengikut,
bawahan, tim, atau kelompoknya.
2) Keterampilan Membangun Tim yang Kuat
2) Keterampilan Membangun Tim yang Kuat
Pemimpin yang sesungguhnya
adalah seorang pekerja tim. Jadi, keterampilan membangun tim adalah
keterampilan yang sangat strategis untuk mensukseskan kepemimpinan yang sedang
diperjuangkan tersebut. Pemimpin harus bersikap bijak dan profesional dalam
merakit sebuah tim yang tangguh dan dinamis. Pemimpin harus menciptakan sebuah
tim yang kreatif dan strategis untuk membangun kinerja organisasi yang hebat.
Pemimpin harus membangun tim yang mampu meningkatkan rasa percaya diri organisasi
untuk berprestasi secara maksimal. Ingat! Pemimpin besar meraih hasil-hasil
yang luar biasa melalui timnya yang kuat, dan yang bertanggung jawab secara
total pada fungsi dan peran kerja masing-masing.
3) Keterampilan Negoisasi
3) Keterampilan Negoisasi
Negosiasi adalah bagian dari
komunikasi yang terfokus untuk mencari kesepakatan. Jadi, peran seorang
pemimpin sebagai seorang negosiator ulung tidaklah boleh diabaikan. Pemimpin
harus bijak dan cerdas melihat semua tantangan yang ada, dan cerdas menggunakan
keterampilan negosiasi tersebut untuk mentransformasikan semua tantangan
menjadi peluang yang menguntungkan organisasi yang di pimpin. Pemimpin adalah
seorang negosiator untuk mendapatkan kesepakatan terbaik, bukan seorang
negosiator yang ngotot dan tak mau kompromi.
4) Keterampilan Bersikap Baik
Seorang pemimpin tidak zamannya
lagi memanfaatkan kekuasaan dan posisi kepemimpinannya untuk bersikap arogan
dan bersikap diktator terhadap pengikut. Sekarang ini zamannya pemimpin harus
merangkul semua kekuatan dan potensi sukses pengikutnya untuk dijadikan sebagai
kekuatan kepemimpinan yang ia miliki. Oleh karena itu, pemimpin wajib bersikap
baik dengan sikap tulus dan jujur kepada setiap orang, di mana pun dan kapan
pun.
5) Keterampilan Motivasi
5) Keterampilan Motivasi
Seorang pemimpin adalah seorang
motivator yang harus mampu membangkitkan energi positif dari pengikut dan
bawahannya, untuk secara proaktif bergairah dan bersemangat tinggi dalam meraih
prestasi yang hebat. Oleh karena itu, pemimpin wajib memiliki keterampilan
untuk memotivasi pengikutnya, dan menggerakan para pengikut untuk melakukan
hal-hal terpenting buat kesuksesan organisasi. Motivasi bukan berarti sekedar
berteriak-teriak dengan semangat tinggi, tapi lebih kepada cara untuk merangkul
hati dan pikiran positif para pengikut. Lalu, membangun harapan dan rasa
percaya diri mereka untuk menjadi lebih hebat.
6) Keterampilan Mengorganisasi.
6) Keterampilan Mengorganisasi.
Seorang pemimpin adalah seorang
organisator yang ulung. Kemampuan pemimpin dalam mengorganisasi semua kekuatan
yang ada akan menjadikan kepemimpinan itu kuat dan solid. Melalui kebersamaan
dalam organisasi yang solid dan kuat, pemimpin pasti membawa setiap orang
menuju puncak harapan
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Teori pembentukan kepemimpinan
a. Teori pembentukan kepemimpinan
Teori
pembentukan kepemimpinan menurut Dr. Sondang P. Siagian ada 3 :
1. Teori
genetic
2. Teori
social
3. Teori
ekologis
4. Teori
kepemimpinan
Teori
kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seni perilaku pemimpin di konsep
kepemimpinannya dengan menonjolkan latar belakang sejarah kepemimpinan, sebab
musabab munculnya pemimpin, tipe dan gaya kepemimpinan serta syarat-syarat
kepemimpinan.
Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan selalu berkaitan dengan 3 hal antara lain :
Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan selalu berkaitan dengan 3 hal antara lain :
1. Kekuasaan
2. Kewibawaan
3. Kemampuan
- b. Macam-macam
teori kepemimpinan menurut H. Koontz dan C.O. Donnel dalam bukunya
principles of manajement :
1) Teori
penganut sifat
2) Teori
penganut situasi
3) Teori
pengikut pemimpin
4) Teori
lingkungan
5) Teori
tentang perilaku
6) Teori
tentang humanistic
7) Teori
tentang interaksi harapan
8) Teori
tentang pertukaran
9) Teori
tentang siklus hidup
- c. Cara
mengembangkan keterampilan kepemimpinan
a. Diperlukan
Patokan
b. Di
perlukan Ujian
c. Membantu
agar pelatihan Efektif
d. Percobaan
e. Mengukur
perkembangan
- d. keterampilan
yang perlu dimiliki untuk bisa memperkuat dasar-dasar kepemimpinan
dirinya.
a) Keterampilan
Presentasi
b) Keterampilan
Membangun Tim Yang Kuat.
c) Keterampilan
Negosiasi.
d) Keterampilan
Bersikap Baik.
e) Keterampilan
Memotivasi.
f) Keterampilan
Mengorganisasi.
Jadi keterampilan
kepemimpinan adalah Technical skill, Conceptual skill, Soft skill ketiga
nya harus saling melengkapi dan di jadikan sebagai salah satu factor utama
keberhasilan seorang kepemimpinan bagi organisasi
B. Saran
Dalam sebuah organisasi
keberadaan pemimpin memang sangat penting karena pemimpin sangat menentukan
keberhasilan tercapainya tujuan suatu organisasi. Oleh karena itu, setelah
pembaca memahami isi makalah yang dibuat, penulis berharap teori dalam
kepemimpinan bisa di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
0 Komentar